fanfic: untitled

Standard

(Taeyang’s point of view)
Saat itu aku duduk di kelas 3 SMA sedangkan dia di kelas 1. GD adalah sesosok anak lakilaki yang pintar dan ceria. Pertemuan pertama kita adalah saat hari pertama GD masuk sekolah. Kurasa dia sedikit telat menghadiri upacara pembukaan tahun sekolah.

Yah, dilihat dari caranya lari terburuburu di koridor sekolah sampai tidak melihatku berdiri bersama anakanak osis lainnya di depan ruang osis. Dia menabrakku dan jatuh ke lantai. Lalu berdiri dengan tergesagesa dan sekilas menunduk hormat lalu lanjut berlari lagi kelapangan.

Pertemuan kedua kami adalah beberapa minggu kemudian saat hasil voting guru untuk pemilihan ketua osis baru (menggantikan aku). Aku sangat terkejut saat para guru menyebutkan nama ‘kwon jiyong’ dan ternyata pemilik nama itu adalah GD. ya, mungkin dia anak ceroboh yang bandel dan tidak bisa diam. Tapi nilai-nilai sekolahnya ternyata sempurna! GD naik ke panggung untuk pelantikan ketua osis, mengabaikan tatapan murid lain yang terkejut. Iyalah mereka terkejut, secara seorang GD terkenal dengan sikapnya yang bandel dan tidak bisa diam. GD hanya nyengir sedikit dan menunduk hormat ke arah guru-guru.

Pertemuan kita yang ‘beneran’, adalah saat para anggota osis berkumpul untuk minum teh pagi bersama guruguru di ruang guru. Aku sedang menuang secangkir kopi dan GD sedang kebingungan menyalakan toaster. Aku tertawa kecil dan membantunya. Pagi itu terasa lama sekali, aku dan GD mengobrol-ngobrol tentang hidup kita. Ternyata aku dan dia itu berbeda sekali. Aku tipe orang yang pendiam dan memilih untuk menghabiskan waktuku di labolatorium. Dan GD lebih ke tipe orang yang suka main di luar. Keluarga kami juga berbeda, GD tinggal dengan 3 kakak perempuan dan orangtuanya sedangkan aku hanya bersama kedua orangtuaku saja.

Waktu berlalu sangat cepat. Beberapa bulan kemudian, hubungan kami sudah sangat dekat. Dia bagaikan adik baruku.
Kamipun mulai sibuk dengan pekerjaan sekolah. Tapi aku menyadari beberapa perbedaan di GD. Dia semakin lemah dan pernah suatu saat dia mencoba untuk meraih sendok gula di pertemuan minum teh pagi, tetapi tangannya menolak untuk bergerak. GD menyerah dan akhirnya meminta bantuanku. Dia juga sedikit hilang konsentrasi di pelajaran, kadang kadang dia berada di dunianya sendiri, Nilainya sedikit menurun. Aku kira itu bukan apaapa. aku kira itu hanyalah efek samping dari stress pekerjaan sekolah saja. Tapi, ya tuhan, betapa salahnya aku.

Kami memutuskan untuk mengahabiskan waktu bersama pada saat tahun baru, kami pergi ke festival. Aku bisa lihat GD menikmati kunjungan kecil kami ke festival ini. Puncak acara adalah dimana pengunjung di kumpulkan ke bukit untuk melihat kembang api pada saat detik tahun baru. GD duduk di rumput sambil memeluk lututnya dan mengayunkan badannya dengan lemah ke depan dan belakang. Aku menatapnya sedikit cemberut dan mencoleknya. GD menoleh ke arahku dan tersenyum, lalu menunjuk ke arah langit.

“3,2,1 SELAMAT TAHUN BARU!”

Sahut semua pengunjung, termasuk aku. Aku tidak mendengar suara GD, ada apa dengan GD? Dia tibatiba pingsan dan aku bisa mendengar seseorang teriak di belakang. Aku mengabaikannya dan teriak “SESEORANG CEPAT PANGGILKAN AMBULANS!” Aku memeluk tubuh mungil GD dengan erat seakan akan ia akan pergi selamanya bila aku lepaskan. “GD, bertahanlah… Jangan tinggalkan aku, jiyong…”

Kami tiba di rumah sakit. Aku langsung lari ke gawat darurat bahkan tanpa menyapa ayahku di kantornya. Ya, ayahku adalah seorang dokter di rumah sakit ini. Para dokter dan suster memberhentikanku di depan pintu gawat darurat dan aku hanya bisa menunggu di ruang tunggu saja. Aku menelfon ayah dan ibu GD dan mereka datang segera ke rumah sakit. Setelah beberapa jam, para dokter dan suster keluar untuk mengabari aku dan keluarga GD bahwa saat ini GD stabil dan mereka bilang bahwa kami tidak perlu khawatir.

Beberapa hari kemudian, aku datang ke rumah GD dan di sambut dengan ibunya. Ibunya terlihat seperti habis terkena bencana. Hidungnya merah, matanya sembab. “GD saat ini sedang dirumah sakit” ….Hening…. “tolonglah, youngbae. Buatlah dia bahagia sebelum waktunya tiba. Aku hanya ingin dia bahagia” lanjut ibunya lalu menangis dan memelukku. “Ya, tante. Aku akan berusaha semampuku untuk membuatnya bahagia.” Kataku balik memeluknya sambil menahan air mata agar tidak jatuh.

Aku pergi ke rumah sakit langsung ke kantor ayahku, yang kebetulan adalah dokter yang bertanggung jawab atas GD. Aku masuk ke kantornya dan langsung duduk di seberang kursi ayahku dengan tatapan kosong. “Dia tidak akan bertahan lama. Penyakitnya terlalu kuat. Hanya bisa tunggu beberapa minggu sampai penyakitnya menyebar ke seluruh tubuh. Penyakitnya akan melumpuhkan semua bagian tubuhnya.”Kata ayahku. “Bohong” kataku meneteskan air mata “BOHONG KAN?”Lanjutku marah dan menggenggam kerah baju ayahku “aku tidak bohong, youngbae. Kita tidakbisa melakukan apapun kecuali memperlambat prosesnya” aku langsung pergi ke kamar inap GD. Aku membuka pintunya dan melihat GD duduk lemah di atas kasur memandangi jendela. “A-aku takut” bisik GD lalu menatapku dan meneteskan air matanya “apa y-yang harus aku lakukan? a-aku be-elum s-siap mati, youngbae.”Lanjut bisikannya. Aku datang ke sisinya dan memeluknya dengan erat.
“Aku tidak akan membiarkanmu mati, GD.”

Beberapa minggu telah berlalu. Aku menghabiskan harihari ku di labolatorium mencoba mempelajari penyakit GD. Berharap aku bisa mencari cara untuk menyembuhkannya. Saat aku mengunjunginya, dia hanya tersenyum lemah ke arahku. Ya, penyakitnya sudah mengambil kebisaannya untuk berbicara. Aku tersenyum balik ke arahnya, berusaha sebisaku untuk tetap terlihat ceria di depannya dan mengajaknya bermain.

Berbulan-bulan telah berlalu. Aku berusaha sangat keras mempelajari penyakit GD. Sampai pada suatu saat, aku beridiri di samping tempat tidurnya. Aku menatapnya, dia sudah tidak sadarkan diri. Tubuhnya dipasangi segala macam alat pembantu. Aku lihat sekeliling nya, ada orangtuanya, dan juga ayahku. Aku sadar bahwa membuatnya tetap di dunia dengan kondisi seperti ini akan menyiksanya. Dia terperangkap di tubuhnya yang tidak berdaya. Aku berlutut di sampingnya “jiyong, maafkan aku. Aku gagal mencari cara untuk menyembuhkanmu. Maafkan aku juga karena aku setuju untuk melepaskanmu secepat ini. Ketahuilah, jiyong. Aku janji suatu saat nanti kita akan bertemu lagi di suatu tempat.” Aku diam sejenak lalu berdiri. Ayahku dan orangtua GD memberiku anggukan kecil. Lalu aku meraih tombol alat pembatu hidupnya dan mematikannya. Sudah. GD sudah tidak lagi di dunia ini. Aku meneteskan air mataku dan pada saat itu, aku merasa ada suatu beban yang terangkat dariku.

Aku menunduk hormat ke orang tua GD dan pergi meninggalkan rumah sakit. Aku pergi ke bukit tempat kita merayakan tahun baru. Aku melihat sesosok anak laki-laki dengan wajah ceria. Itu GD. Dia melambai ke arahku, lalu menghilang ke udara. Aku menghela nafas dan berbaring di tengah bukit memandangi langit. “Bye bye, ji. Bye bye”

Salam keroncong, admin AF.

FanFic: milikku seutuhnya

Standard

pairing: gdxreader

genre: romance

disclaimer: i do not own gd or any other bigbang members. all credits goes to the person who write this story which is annisa nurria fadina (@NFAnnisa)

 

Aku menunggu antrian sepanjang 200M sebelum akhirnya aku mendapatkan 1 lembar tiket VIP untuk konser Big Bang.

Setelah menunggu lama akhirnya hari yang ku tunggu2 pun tiba, malam ini aku akan menyaksikan langsung konser Big Bang idolaku.

Big Bang membawakan lagu pertama mereka yang berjudul Bad Boy, mereka sangat keren terutama GD, dia terlihat sangat memukau lebih keren daripada dilihat dari foto.

Ditengah2 konser setelah mereka membawakan lagu ketiga mereka, GD mengatakan sesuatu yang membuat seluruh penonton histeris.
“Kami akan menarik salah satu gadis disini untuk menjadi Fantastic Baby kami”, sedetik kemudian seluruh penonton berteriak histeris dicampur tangis harapan dan sebagainya.

GD, TOP, Daesung, Taeyang, dan Seungri mulai turun dari panggung dan berpencar mencari seorang gadis yang menurut mereka cocok untuk dijadikan Fantastic Baby mereka.

Lalu GD kembali berteriak lewat microfonenya “kalian menemukannya?” Kata GD yang kemudian dijawab oleh member big bang yang lainnya “kami tidak menemukannya!”.

Kemudian GD berteriak kembali “aku menemukannya!” Dia mengatakan hal itu saat tiba2 dia menarik tanganku dan membawaku naik ke atas panggung.

Aku tak percaya ini, apakah aku bermimpi, GD mengajakku ke atas panggung, menjadikanku fantastic babynya, tuhan apakah ini sungguh nyata?
Seluruh pertanyaan itu muncul dalam benakku.

Saat diatas panggung GD memberikan sebuah kursi dan menyuruhku duduk disana, kemudian big bang mulai menyanyikan lagu fantastic baby mereka.

Satu per satu member big bang datang kepadaku, memberikan senyum dan menyentuh tanganku, merangkulku, tapi kemudian GD membawa sebuah bunga dan memberikannya kepadaku.

Aku menerimanya dan kemudian GD memelukku sambil terus bernyanyi, aku benar2 menangis bahagia sekarang.

±2 jam konser berlangsung, akhirnya big bang menutup konser itu dengan lagu terakhir mereka “EGO”.

Sebelum lagu itu selesai dinyanyikan, aku menjadi orang pertama yang keluar dari tempat berlangsungnya konser,

bukan karena aku akan segera pulang, tp aku akan sibuk mencari2 dimana pintu keluar yang akan dilewati big bang. Tidak, maksudku, terutama GD ku.

Setelah mondar mandir tak karuan akhirnya aku menemukan pintu itu, ditandai dengan adanya sebuah mobil travel berwarna putih bertuliskan “Big Bang Tour Alive”.

Tak lama aku menunggunya saat tiba2 aku melihat Daesung berjalan menuju pintu keluar.

Aku segera berdiri dan menunggu GD.
“Itu dia, GD berjalan kearah sini”.
Saat GD tepat di hadapan pintu aku memanggilnya “oppa!!!” Teriakku yang kemudian langsung dihalangi oleh penjaga2 menyebalkan itu.

GD memperhatikanku untuk beberapa saat, aku fikir dia berusaha mengenali wajahku sebagai fantastic babynya.

Akhirnya dia mendekat dan sedikit menggeser tubuh seorang penjaga yang menghalagiku.

“Kamu fantastic baby yg td?” Tanyanya dengan wajah yang selalu membuatku merasa akan mati detik itu juga.

“Iya” jawabku singkat sambil terus tersenyum.
“Ada apa?” Tanyanya lagi dengan senyuman yang kini benar2 menghipnotisku.

Tanpa ragu, tanpa malu, tanpa memperdulikan semua orang yang berada disana, aku mengambil ponselku dan mengambil gambarku dengan dia.

Kemudian, tanpa merasa berdosa aku meminta nomor ponsel, blackberry pin, dan semua account social network yang dia miliki.

Beruntungnya aku malam itu, tanpa ragu dia memberikan semuanya padaku. Bahkan dia memberikan kartu namanya untukku.

Kemudian dia masuk ke mobil travel itu dan meninggalkan ku yang masih terpaku tak percaya dengan apa yang aku alami malam ini.
“Ini adalah malam keberuntunganku”.

—beberapa bulan kemudian—

Sejak kejadian 7 bulan lalu, dimana aku menjadi seseorang yang nekat dengan meminta segala hal pribadi ttg GD ku, aku dapat berkomunikasi dengan GD ku.

Melalui twitter, video call, bbm, e-mail, dsb.

Bahkan GD pernah mengatakan hal yang benar2 membuatku merasa sangat bahagia, lebih bahagia dibandingkan memenangkan kupon undian berhadiah uang 2 miliar atau rumah seharga miliaran rupiah.
Dia bilang “aku merasa nyaman denganmu…”
Bagaimana aku harus berkata???
Aku benar2 bahagia oppaaaa…..

Aku fikir keberuntunganku tidak hanya sampai disitu, hari ini ketua yayasan di kampusku memanggilku dan memberitahuku bahwa aku mendapatkan beasiswa untuk meneruskan pendidikan ku di korea.
Dan aku akan berangkat bulan depan.

GD menyapaku lewat e-mail, tapi aku sengaja mengabaikannya.
Aku ingin memberinya kejutan setibanya aku di korea 🙂

2 minggu setelah aku mengabaikan segala yg berhubungan dengan dia, dia mengirimiku e-mail yang agak membuatku takut. Takut tak bisa sedekat ini lagi dengannya.

“Aku mencoba menghubungimu 2 minggu ini, tapi aku rasa kau mengabaikannya. Aku tak tau apa yang terjadi, tp nampaknya kau sudah bosan berkomunikasi denganku! Aku mengerti, aku memang bukan pria yang menyenangkan! Terima kasih sudah menjadi bagian dari penggemarku!” Itulah e-mail yg dia kirim padaku.

Hari ini aku berangkat ke korea.
Setelah sampai di korea, aku menyelesaikan semua urusanku dan kepindahan kampusku.

Aku diberikan tempat tinggal di sebuah apartemen mewah di daerah seoul.

Aku menghubungi temanku yang sempat ku kenal lewat jejaring sosial.
Dia adalah Kim Na Eul. Dia adalah gadis yang sangat baik, dia sebaya denganku.

Untuk pertama kalinya aku bertemu dengan na eul dan kami langsung menjadi akrab, mungkin karna kami sering berkomunikasi.

Itulah juga pertama kalinya aku mengetahui bahwa na eul adalah anak dari presdir YG, agency bigbang, agency GD ku!

Setelah mengetahui itu, aku menceritakan semua yang telah aku alami bersama GD lewat media komunikasi selama 7 bulan ini.

Mulai dari pertemuanku dengan GD di konser malam itu, sampai e-mail terakhir yg dikirim GD untukku.

Na eul mengatakan, ada yang aneh dengan pria itu belakangan ini, tp tak ada seorangpun yang mengetahui apa sebabnya.

Kemudian na eul mengajakku ke kantor YG untuk menemui ayahnya.

Aku sama sekali tak berharap bertemu dengan GD atau sebagainya.
Niatku hanyalah mengantar temanku na eul menemui ayahnya.

Saat aku bertemu ayah na eul untuk pertama kalinya juga, ayah na eul ternyata sudah tau banyak ttgku, dia blg na eul sering menceritakanku sbg tman terbaiknya, dan sangat berharap untuk bertemu denganku.

Setelah na eul menyelesaikan urusannya dengan ayahnya, na eul mengajakku ke sebuah ruang latihan (entah milik siapa) untuk menyampaikan pesan dari ayahnya.

Na eul membuka pintunya dan ruangan itu terlihat kosong, kemudian na eul berteriak “oppaaa!!”.

Sedetik kemudian muncul seseorang yang tak asing lg untukku, G-Dragon. Ternyata ruang latihan ini milik Big Bang.

Aku membeku seketika, begitu juga GD saat melihatku. Tatapannya dalam penuh arti, namun tak bisa diartikan.

“Ada apa?” Tanyanya pada na eul, namun tatapannya tak beranjak dariku.

Aku menunduk kikuk, aku salah tingkah dipandanginya dengan tatapan seperti itu.

akhirnya stelah na eul selesai berbicara dengan GD, aku mencoba menyapa GD.
“O..oppa…annyeong!” Sapaku ragu2.

Tanpa ku sangka GD menghampiriku dan menarikku keluar ruang latihan.

Dia mengajakku ke taman yang berada di sekitar lingkungan YG.

“Kembalilah pada saat dimana kita tidak saling mengenal!” Hanya itu yang dia katakan, kemudian dia pergi meninggalkanku yang masih tidak mengatakan 1 katapun.

Aku ingin sekali menangis tp aku tidak mungkin menangis disini.

Kemudian aku kembali menemui na eul dan berpamitan untuk pulang, awalnya dia menahanku tp kemudian dia mengizinkan.

Sejak saat itu, aku tak lagi berkomunikasi dengan GD, aku hanya terus berkomunikasi dengan Taeyang.

Aku sudah berkomunikasi dengan taeyang sejak pertama kali aku berkomunikasi dgn GD.

Taeyang sangat baik dan selalu mendengarkan semua yang aku ceritakan.

Aku juga menceritakan ttg GD yg bersikap bgtu padaku.

Aku merasa sangat menyesal karena kejahilanku untuk memberinya surprise justru berbalik menjadi surprice buruk untukku!

“Oppa, maafkan aku!” Gumamku sesampainya aku di apartemenku.

Sudah setahun sejak aku tinggal di korea dan menjadi tak mengenal GD.

Aku mencoba memulai karirku menjadi seorang model, na eul yg menawariku waktu itu.

Aku menerimanya, karna aku memang menyukai modeling.

Tepat hari ini adalah hari ulang tahun GD, aku mengingatnya dan dipastikan lagi dengan pengingat yg ku catat di ponselku berdering.

Aku ingin memberinya hadiah tp aku takut ia tdk mau menerimanya.

Tp aku tidak mempedulikan itu, pada akhirnya aku mencari hadiah yang cocok untuk aku berikan pada GD.

Saat sedang melihat2 barang2 yang ada di mall, aku menemukan sebuah kotak musik unik.

Kotak musik itu seperti menggambarkan malam penuh bintang,  dengan musik yang sangat damai..

Aku memilih itu untuk menjadi hadiah ultah yang akan aku berikan pada GD.

Kemudian saat akan membayarnya dikasir, si penjaga toko memberitahuku bahwa aku bisa merekam suaraku pada sebuah memori kecil di kotak musik itu.

Tanpa ragu aku merekam suaraku. Selanjutnya aku mencari kue tart berbentuk bintang, karna GD menyukai bintang.

Aku memberi tulisan singkat diatas kue itu “selamat ulang tahun Bintangku, kwon ji yong!”

Aku membawanya ke apartemenku dan membungkus kado itu dengan sangat rapih, aku juga menyelipkan kartu ucapan didalamnya.

Aku kemudian membawanya ke kantor YG dan meletakkannya di ruang latihan big bang.

Aku mematikan lampu lagi dan menutup pintu itu perlahan.

Aku diam sejenak sambil tetap memegang gagang pintu sebelum akhirnya aku berbalik dan melihat member big bang, namun tanpa GD.

Aku terkejut dan tak bisa berkata apapun, aku hanya menundukkan kepala (menghormati) kemudian pergi meninggalkan 4 member big bang tsb.

Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, dan aku masih tidak menerima kabar atau pesan apapun dari GD.

“Sudahlah, dia tidak mungkin juga menghubungiku” kataku sambil menarik selimut sampai menutup kepalaku.

Baru saja mataku hampir benar2 rapat tertutup sebelum ponselku berdering mengagetkanku.

“GD’star” itulah nama yg tertera di ponselku.

Ada perasaan senang juga khawatir di hatiku, tp aku buru2 mengangkatnya sebelum panggilan itu mati.

“Hallo” kataku mencoba setenang mungkin.
“Terima kasih untuk hadiahmu” kata GD.
“Saengil chukkae oppa…dan…selamat tinggal” kataku lalu aku langsung menutup tlp.

Esoknya aku mendatangi na eul di kantor YG untuk sekedar bertemu dengan teman baikku.
Aku juga menceritakan apa yg sudah aku lakukan untuk GD di hari ultahnya, rekaman di kotak musik, dan kue ultahnya.

Lalu na eul mengajakku ke ruang latihan big bang, entah kenapa aku mengikutinya.

Saat kami masuk GD terlihat sedang memegang kotak musik yg aku berikan, dia tidak menyadari kedatanganku dan na eul.

GD kemudian menekan tombol bintang berwarna merah di kotak musik itu, aku pasrah jika rekaman suaraku harus terdengar sekarang.

“Hilangnya aku tanpa kabar bukan karna aku bosan berkomunikasi denganmu, hanya saja aku ingin memberimu surprise ketika akhirnya aku datang dan tinggal di korea. Aku baru saja akan menjelaskannya, tp kau terlihat sangat marah, maafkan aku karena aku menyusahkanmu. Aku menyukaimu, aku menyayangimu oppa, saengil chukkae..” Suaraku dalam rekaman tsb terdengar jelas oleh 7 org yg ada dalam ruangan itu.

Aku hanya tersenyum dari sudut ruangan dan berbalik meninggalkan ruangan sebelum tiba2 GD mengatakan “mianhae!”

Aku berhenti melangkah, dan terdengar suara langkah GD dengan cepat menghampiriku, tanpa ragu GD memelukku dari belakang.

Dia kemudian membalikkan tubuhku tanpa melepas pelukannya dan mengatakan “aku mencintaimu”.

“Aku marah bukan karna aku membencimu, justru karna aku merasa kehilangan dan sepi setelah terbiasa denganmu” jelasnya.

Tanpa ku sadari air mataku menetes membasahi kerah baju GD.

GD kemudian melepaskan pelukannya dan mengusap air mataku, kemudian dia memegang kedua pipiku dan mengecup bibirku dihadapan semua org dalam ruangan itu.

Malam itu GD mengantarku pulang dan berjanji akan menjemputku esok.

Sebelum dia meninggalkan rumahku, dia sekali lagi mengecup bibirku dengan lembut dan penuh perasaan.
Kemudian dia berbisik “dunia akan mengetahuinya!”

Aku sama sekali tidak mengerti apa yang dia katakan, tapi kemudian setelah malam berganti pagi aku mengerti apa maksudnya.

GD mengkonfirmasi hubungan kami pada media, dia mengatakan bahwa aku adalah kekasihnya yang sudah berpacaran selama hampir 2 tahun dengannya!

GD juga mengatakan bahwa dia akan segera meresmikan hubungan kami pada hubungan yg lebih srius.

Lalu, ketika hari yg melelahkan itu berakhir, aku bersamanya duduk di tepi kolam, kemudian GD memintaku mengulurkan tanganku.

Aku menuruti perintahnya, kemudian dia mengambil sesuatu dari dalam saku celananya.

Sebuah kotak warna hitam yg kemudian dibuka olehnya.
Sebuah cincin, apakah itu untukku??

Dia memasangkan cincin itu pada jari manisku lalu menciumku dan berkata “kau milikku seutuhnya!”

[ANNOUNCEMENT]

Standard

HEYYAA, sorry to keep you waiting but I CAN’T REALLY UPDATE THE VOTING PAGE THIS WEEK and i’m the only admin who understand how wordpress works. so, yeah. SEE YOU NEXT WEEK!

salam pocopoco,

-AdminAgungFercules\m/(‾^‾)\m/

Salam keroncong, admin AF.

next voting

Standard

THIS WEEK TOP 5 KPOP SONGS CHART IS OUT!

you will be able to vote the next TOP 5 maybe tomorrow or the day after around 8pm (i’m a student. so, yeah i have homework and stuff)

AAAND, i think i’m gonna talk to the owner about top 5 votings other than kpop songs. YES PEOPLE. I’M AN ADMIN NOT THE OWNER AND I”M RUNNING THIS PAGE LIKE A BADASS. loljk. love you owner :* don’t hate me too much.

 

 

 

 

 

-Admin AgungFercules. salam keroncong \m/